MIXING

Posted: Senin, 07 Juni 2010 by Hazirur Rohman in Label:
0


Mixer merupakan salah satu alat pencampur sehingga akan menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Mixer atau pencampur juga dapat digunakan untuk pencampur bahan-bahan plastik.

Mixing adalah suatu proses pencampuran bahan sehingga dapat bergabung menjadi suatu campuran yang memiliki penyebaran yang sempurna. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda. Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran. Salah satu alat pencampuran yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah mixer Robot-coupe. Alat ini digunakan untuk proses pencampuran dalam pembuatan kue bolu. Robot-coupe ini biasanya digunakan dalam proses mixing bahan-bahan makanan dalam skala besar. Derajat keseragaman pencampuran, dalam diukur dari sample yang diambil selama pencampuran, dalam hal ini jika komponen yang dicampur telah terdistribusi mealui komponen lain secara random (acak), maka dikatakan pencampuran telah berlangsung dengan baik.

Menurut Mc Cabe et al (1985), pencampuran dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
(1) pencampuran sebagai proses terminal sehingga hasilnya merupakan suatu bahan jadi yang siap pakai
(2) pencampuran merupakan proses pelengkap atau proses yang mempercepat proses lainnya seperti pemanasan, pendinginan atau reaksi kimia.

Pencampuran mempunyai tujuan untuk menggabungkan bahan menjadi suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang sempurna. Jenis pencampuran bahan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Pencampuran bahan cair
- Mensuspensikan bahan/partikel padat
- Menggabungkan bahan-bahan cair yang dapat saling bercampur
- Mendispersikan gas dalam bentuk gelembung gas halus
- Mendispersikan bahan cair lalu juga tidak dapat beercampur
- Meningkatkan pindah panas antara bahan cair dan penukar panas
Dalam suatu proses pengadukan, beberapa tujuan diatas dapat dicapai secara sekaligus, contohnya pada proses hidrogenasi katalitis minyak

2. Pencampuran bahan bersifat viskos
Karakteristik bahan campuran meliputi viskositas tinggi, plastis dan berbentuk pasta.
Karakteristik proses pencampurannya
- Memerlukan gaya guntung (shear force) yang lebih besar
- Memerlukan energi spesifik juga lebih besar (sampai 1 KWH/Kg)
- Tidak ada aliran bahan menuju pengaduk
Peralatan pencampurannya meliputi change can mixers, kueadas dan mulla mixers.

3. Pencampuran bahan partikel padat
- Bahan padat dapat mengalir
- Prinsip hampir sama dengan pencampuran bahan viskous
- Membutuhkan tenaga yang lebih ringan atau kecil daripada pencampuran bahan pasta
- Tidak ada aliran bahan ke pengaduk dengan sendirinya
- Cara kerja : kocokan mekanik, angkat dan jatuh dan menggilinngkan bahan

Menurut Handoko (1992), alat pencampur dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
(1) tipe alat pencampur dengan pengaduknya bergerak dan wadah diam
(2) tipe alat pencampur dengan pengaduknya diam dan wadahnya bergerak
(3) tipe alat pencampur dengan pengaduk yang sama-sama bergerak

Alat pencampur terdiri dari tempat untuk menampung bahan dan as stainless steel. As stainless steel yang bercabang tegak lurus berfungsi untuk mencampurkan bahan baku yang berputar akibat adanya puli penggerak. Batang-batang pengaduk tersebut akan memecah dan mengaduk bahan dengan meningkatkan pengacakan dan distribusi bahan, sehingga terjadi pencampuran. Campuran tersebut akan membentuk adonan yang kompak dan uniform. Sumber tenaga yang menyebabkan wadah dan impeler berputar berasal dari motor penggerak yang ditransmisikan secara langsung menggunakan as besi (Handoko, 1992).

0 komentar: