Pemanfaatan Ampas Tebu sebagai Bahan Baku Pembuatan Papan Partikel

Posted: Rabu, 27 Juli 2011 by Hazirur Rohman in Label:
3

Papan partikel adalah salah satu jenis produk komposit atau panel kayu yang terbuat dari partikel-patikel kayu atau bahan-bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat dengan perekat atau bahan pengikat lain kemudian dipres. Bahan baku utama pembuatan papan partikel menurut Walker (1993) yaitu :
- Sisa industri seperti sebuk gergaji, pasahan, dan potongan-potongan kayu
- Sisa pengambilan kayu, penjarangan, dan jenis buka komersil
- Bahan material berlignoselulosa bukan kayu seperti rami, ampas tebu, bambu, tandan kelapa sawit, serat nenas, eceng gondok dan lain-lain.

Ampas tebu atau bagasse berdasarkan komposisi kimianya mengandung lignoselulosa yang cukup tinggi. Lignoselulosa ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif pengganti kayu dalam pembuatan papan partikel. Panjang serat ampas tebu antara 1,7 sampai 2 mm dengan diameter sekitar 20 mikro, sehingga ampas tebu ini dapat memenuhi persyaratan untuk diolah menjadi papan-papan buatan. Ampas tebu mengandung air 48-52%, gula rata-rata 3,3% dan serat rata-rata 47,7%.

Papan partikel dari ampas tebu dibuat dengan cara pengeringan, penggilingan, dan penyaringan ampas, pencampuran ampas dengan perekat, resin dan parafin wax serta pencetakan. Perlakuan perendaman penting dilakukan karena ampas tebu masih mengandung gula atau zat ekstraktif lainnya yang dapat mengurangi keteguhan rekat karen adapat menghalangi perekat untuk bereaksi dengan komponen dalam dinding sel dari kayu seperti selulosa. Makin banyak zat ekstraktif dalam suatu kayu maka makin banyak pula pengaruhnya terhadap keteguhan rekat, selain itu juga dapat menyebabkan terjadinya blowing atau deliminasi pada proses pengempaan. Salah satu cara untuk mengurangi zat ekstraktif ini adalah dengan cara perendaman. Setelah direndam, ampas tebu kemudian dikeringkan.

Pada proses pencampuran, ampas tebu yang telah dikeringkan dimasukkan ke dalam blender drum. Kemudian ditambahkan perekat dan parafin dengan menggunakan mixer. Parafin ditambahkan pada campuran untuk meningkatkan sifat papan komposit yang dihasilkan. Campuran selanjutnya dimasukkan kedalam alat pencetak lembaran yang berukuran 25cm x 25cm x 1cm dan ditekan supaya adonan menjadi padat , selanjutnya dilapisi dengan aluminium foil. Campuran yang telah terbentuk kemudian diletakkan di atas lempeng aluminium yang dilapisi aluminium foil dan bagian atas juga dilapisi aluminium foil dan lempengan aluminium yang sama. Bagian sisi campuran diganjal dengan plat besi dengah ukuran ketebalan 1 cm. Campuran ini kemudian dikempa dengan menggunakan kempa panas pada suhu 140oC selama 10 menit dengan tekanan 25 kg/cm2.

Lembaran yang sangat panas dikeluarkan dari mesin kempa dan dibiarkan sekitar 3 jam agar terjadi pengerasan perekat sebelum dikeluarkan dari klem. Selanjutnya dilakukan pengkondisian selama satu minggu untuk mencapai distribusi kadar air yang seragam dan melepaskan tegangan sisa dalam papan akibat pengempaan.

3 komentar:

  1. Anonim says:

    Saya tertarik dengan tulisan bapak, apakah bapak pernah melakukan uji mekanis (tarik, tekan) terhadap partikel yang bapak buat?
    saya sangat senang sekali apabila kita bisa berdiskusi lebih lanjut terlebih tulisan yang berkaitan dengan pemanfaatan limbah menjadi barang yang lebih bermanfaat.

    terimakasih,

    yusuph_ugm07@yahoo.com

  1. Unknown says:

    boleh encik e-mail ke saya wardatul1996@gmail.com ergent saya ingin menanyakan banyak perkara kepada encik ?

  1. Unknown says:

    Pak saya melakukan penelitian pembuatan papan partikel dari ampas tebu. Saya sudah memberi perlakuan kepada ampas tebu dengan merendam ampas tebu di air mendidih selama 2 jam. Setlah di rendam saya mengeringka ampas tebu tersebut. Setelah kering pada permukaan ampas tebu muncul bercak2 hitam. Apakah itu akan mempengaruhi dalam pembuatan papan partikel nanti pak?