Indonesia Akhirnya "Buka Puasa"

Posted: Minggu, 01 Mei 2011 by Hazirur Rohman in Label:
0

Akhirnya,, puasa panjang bulutangkis Indonesia berakhir juga. Yah Indonesia ‘buka puasa’ juga, setelah kemenangan pasangan ganda campuran terbaik yang dimiliki INA saat ini Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir yang berhasil mengalahkan rekan senegaranya Frans Kurniawan/Pia Zebadiah di turnaman Yonex-Sunrise india Open Superseries 2011.

Jantung tidak lagi deg-degan, mata setia melototin live score, yah Cuma live score karena mau gimana lagi, mana ada sih TV di indonesia yang mau nyiarin turnamen olahraga ini, bandingkan dengan cabang olahraga sebelah (Sepakbola-red), mau liga apapun tinggal nongkrong di depan tv. Ya semua itu karena faktor keuntungan dan tetek bengeknya.

Terkadang aku menutup mata melihat skor yang terus berubah, sama sekali ga berani melihat, ya gimana tidak, ga sanggup ngeliyat seorang simon santoso, adriyanti firdasari dkk dibantai oleh lawan-lawannya. Aku hanya Cuma bisa mengelus dada tiap kali usai melihat pertandingan. Yah itulah aku teman, salah satu pecinta bulutangkis yang pastinya bangga kalau melihat merah putih dikibarkan dan disaksikan semua orang di penjuru dunia.

Teringat masa tahun 2008. Dia mampu membuat dadaku bergetar dan mungkin juga jutaan rakyat Indonesia. Ya, bergetar karena bangga, bagaimana tidak, melihat Markis Kido melemparkan raketnya kemudian menjatuhkan diri dengan memeluk erat partnernya (Hendra Setiawan) berteriak kencang dengan ekspresi muka yang haru seperti mau menangis karena setelah berjibaku tajam akhirnya berhasil mempermalukan lawannya Cai Yun dan Fu Haifeng di kandangnya sendiri 3 set dengan sekor 12-21,21-11,21-16 pada Final Olimpiade Beijing 2008 itu dan membuat tradisi emas Olimpiade masih menghampiri Indonesia meskipun satu-satunya waktu itu.

Hal lain lagi di Olimpiade 2008 itu yang membuat saya bangga dengan olah raga ini adalah ketika melihat wajah cengar cengir Maria kristin yang tanpa dinyana dan tanpa di unggulkan juga memberikan kejutan dengan meraih medali perunggu, mempermalukan Lulan dan membuat pemain Cina itu menangis di depan ribuan para pendukungnya juga setelah sebelumnya serangkaian pertandingan-pertandingan sebelumnya melawan pemain-pemain unggulan lainnya.

Hanya satu-satunya bulutangkis dalam sejarah olahraga Indonesia yang mampu menyelamatkan muka Indonesia di ajang paling bergengsi seperti Olimpiade dalam perolehan emas. Yang lainnya sampai detik ini belum terdaftar. Apa lagi kalo kita tengok sepak bola Indonesia hemmmm isinya cuma malu. Mulai dari kisruh para penonton dan pengurus, sedangkan untuk prestasi masih nihil, boro-boro kok sampai Piala dunia, piala Asia saja nehi-tidak ada- kalau kisruhnya pengurusnya sih sampai jadi berita dunia juga. Tapi tetep si sepak bola sepertinya menjadi anak emas.
Yang memprihatinkan adalah prestasi bulutangkis Indonesia saat ini bak tertidur tersirna sihir juga. Dari serangkaian turnamen Bulutangkis yang diadakan hampir setiap bulannya sepanjang tahun atlet-atlet Indonesia harus puas gigit jari saja. boro-boro gelar juara yang menjadi tradisi. Angkat koper di babak pertama, kedua atau cuma mentok semifinal itulah tradisi bulutangkis Indonesia sekarang, nihil tanpa satupun piala dari tradisi tahun-tahun sebelumnya juga.

Kalau sebelum tahun 2005 mungkin Indonesia mungkin masih di anggap sebagai momok bulutangkis. Tapi saat ini hemmmm prestasinya terjun bebas. Pada setiap turnamen baik superseries,GP,GPG ataupun International challenge selalu saja ada salah satu medali yang mampir di tangan pemain Indonesia, tapi itu dulu. Tapi dari Malaysia Super Series, Korea Selatan Super Series, All Englan, Asia Championship, Swis GPG tahun ini Indonesia nihil tanpa satupun medali baik itu dari tunggal putra, tunggal putri,ganda putra, ganda putri ataupun ganda campuran.

Dulu Indonesia adalah salah satu rajanya olahraga tepok bulu ini. Gelar pengantin Olimpiade pernah tersematkan oleh legenda hidup pasangan Alan Budi kusuma dan Susi Susanti yang pada tahun 1992 merain medali emas dari cabang bulutangkis juga. Nama-nama lain sebagai legenda bulutangkis dunia juga banyak dari Indonesia seperti Liem Siew King, Rudi Hartono, Hariyanto Arbi, Hendrawan, Taufik Hidayat dll untuk yang putra. Sedangkan yang tak kalah hebatnya di sektor Putri ada Ivana lie, Sarwendah, Minarni, Verawati Fajrin, Mia Audina dll indonesia tentu menjadi kekuatan besar yang sangat di takuti dalam kancah bulutangkis dunia. Kondisi itu berbalik 180 derajat dengan kondisi sekarang.

Piala uber terakhir kita raih ditahun 1996 yang lalu sedangkan piala Thomas terakhir menyambangi Indonesia ditahun 2002 lalu. Dua piala yang merupakan supremasi tertinggi bulutangkis dunia itu tak pernah lagi menyambangi Indonesia kini dan yang saya khawatirkan adalah seandainya kondisi bulutangkis indonesia terus terpuruk seperti ini. Bukan tidak mungkin emas olimpiade dari bulutangkis juga akan tinggal kenangan untuk Indonesia. “semoga ini tidak terjadi“.

Rumor kegagalan pengurusan PBSI juga ditengarahi menjadi penyebab merosotnya prestasi bulutangkis di Indonesia. Mulai dari pengurus yang sebenarnya tidak tau menau dunia bulutangkis yang mengurus PBSI, Suap ataupun nepotisme dalam penerimaan atlet yang menghuni pelatnas atau strategi pembinaan dan pengiriman atlet ke turnamen International yang banyak menjadi sorotan.

Setelah puasa gelar bulutangkis dari beberapa turnamen tahun ini. Akhirnya indonesia bisa berbuka puasa kali ini. Dalam India Superseries kali ini sektor ganda campuran berhasil memastikan satu gelarnya karena terjadi All Indonesia Finalis. Perang bersaudara akan terjadi antara si tomboi Liliana Natsir dan patnernya Tantowi Ahmad melawan rekan senegaranya Pia Zebadiah dan Frans Kurniawan. Harapan lain juga ada pada ganda putra. Setelah pasangan Angga Pratama dan Ryan Agung menyegel satu tiket di final.

Tapi gelar kali ini sepertinya kurang gengsi karena banyak sekali pemain elit dunia yang absen dalam turnamen ini. Seperti contohnya China yang menjadi super power bulutangkis dunia, kali ini absen tanpa mengirimkan pemainnya satupun dalam turnamen India Superseries kali ini. Selain itu pemain-pemain unggulan dari Denmark dan Korea juga absen untuk sektor ganda campuran dan ganda putra kali ini.

Meskipun China absen kali ini tapi tetap saja sektor tunggal Indonesia babak belur tanpa satupun wakilnya di sektor final kali ini. Apalagi sektor tunggal putri yang sangat parah. pemain Indonesia harus berguguran di babak awal pertandingan tidak bisa melanjutkan ke babak selanjutnya kalah dari negara-negara lain. Sementara negara-negara yang tidak mempunyai sejarah yang cukup baik dalam dunia bulutangkis seperti Thailand,India ataupun Taipe sekarang mulai bertaji di dunia Internasional pemain-pemain Indonesia semakin terpuruk prestasinya.

Semoga dengan diraihnya gelar di India Superseries kali ini. Akan menjadi cambuk bagi atlet-atlet Indonesia lain untuk menorehkan prestasi dan kembali mengukir sejarah bulutangkis Indonesia.

Tags:

0 komentar: