Enfleurasi Minyak Atsiri

Posted: Jumat, 06 Mei 2011 by Hazirur Rohman in Label:
1

Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang multi manfaat. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, biji, buah, kulit biji, batang, akar, atau rimpang. Pada umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri dan minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat. Khusus untuk minyak atsiri yang diperoleh dari bunga, maka dalam proses pengambilan minyaknya bisa digunakan dengan metode enfleurasi. Pada proses ini, absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah (keadaan dingin) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh panas.

Shortening adalah komponen utama untuk media enfleurasi adalah mentega putih atau shortening, lemak, dan lilin. Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat plastis dengan kestabilan tertentu, umumnya berwarna putih dan sering disebut mentega putih. Bahan ini diperoleh dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak atau dengan cara hidrogenasi.

Sifat fisik shortening didasarkan atas nilai shortening dansifat plastisnya. Nilai shortening adalah kemampuan mentega putih untuk melumas dan mengempukkan bahan pangan yang tergantung dari derajat plastisnya. Sifat plastis tergantung dari perbandingan jumlah lemak padat dan lemak cair dan sifat-sifat krislat lemak. Sebagian besar mentega putih dibuat dari minyak nabati seperti minyak biji kapas, minyak kacang kedelai, dan minyak kacang tanah. Lemak atau mentega putih dikatakan bersifat plastis jika berwujud padat dan tidak meleleh pada suhu kamar, dapat membentuk dispersi dan menyebar menjadi cairan kental oleh kenaikan suhu atau karena tekanan mekanis yang cukup rendah (Ketaren, 1985).

Enfleurasi merupakan metode pengambilan (ekstraksi) minyak atsiri dengan bantuan lemak dingin sebagai adsorbennya. Caranya adalah lemak dingin yang telah disiapkan dilumurkan secara merata kedalam chassis –tempat lemak, yang berbentuk persegi empat. Setelah itu, kelopak bunga mawar yang telah disiapkan ditaburkan diatas lemak untuk selanjutnya disimpan selama 24 jam. Setelah 24 jam, kelopak bunga mawar yang telah jenuh tersebut diganti dengan kelopak bunga mawar yang baru. Lakukan proses tersebut selama beberapa kali sehingga akan menghasilkan pomade. Jika kelopak bunga mawar telah disebar sebanyak 10 kali, maka pomade yang dihasilkan disebut pomade 10. Pomade selanjutnya diekstrak dengan alkohol yang berkonsentrasi tinggi, alkohol akan melarutkan minyak bunga yang ada dalam pomade. Alkohol yang telah dipakai mengekstraksi minyak bunga dari lemak disebut ekstrait. Kemudian dilakukan penyulingan dalam keadaan vakum dan suhu yang rendah sehingga akan dihasilkan minyak bebas dari alkohol yang disebut enfeurasi absolut.

Hasil penelitian menyatakan, bahwa kelopak bunga (mawar) yang telah dipakai untuk proses enfleurasi masih mengandung minyak yang tidak dapat diserap oleh lemak (Guenther, 1987). Minyak bunga atau minyak atsiri bunga tidak hanya mengandung minyak yang mudah menguap, tetapi juga mengandung persenyawaan bertitik didih tinggi, dan tidak segera dibebaskan oleh bunga. Zat ini merupakan hasil proses fisiologi yang kompleks yang belum dapat diterangkan secara mendetail.
Fraksi minyak bunga yang masih tertahan dalam daun bunga mawar yang telah dikeluarkan dari chassis dapat diekstrak dengan pelarut mudah menguap, seperti petroleum eter. Hasil ekstraksi merupakan massa padat. Massa yang padat tersebut mengandung sejumlah lemak yang berasal dari bunga mawar selama proses enfleurasi. Lemak ini kemudian dipisahkan dengan melarutkannya dalam alkohol pada suhu rendah. Hasil akhirnya disebut chassis absolut yang berupa pasta, dan terdiri dari campuran minyak bunga dan alkohol, serta baunya berbeda dengan enfleurasi absolut.

Enfleurasi absolut dan chassis absolut pada dasarnya satu sama lain adalah pelengkap, sebab masing-masing merupakan minyak yang dihasilkan dari satu bunga yang sama, yaitu bunga mawar. Untuk pemasarannya, kedua minyak ini dijual secara terpisah karena harga chassis absolut lebih rendah dibanding dengan harga enfleurasi absolut. Tapi walaupun begitu setidaknya sisa proses enfleurasi ini (kelopak bunga mawar) dapat dijual sehingga meningkatkan nilai tambahnya daripada langsung dibuang dan hanya menjadi limbah yang dapat merusak lingkungan. Chassis absolut memberikan hasil terbaik dalam campuran parfum, khususnya dalam campurannya dengan zat aromatik sintesis (Guenther, 1987).

Prinsip kerja enfleurasi cukup sederhana. Jenis bunga tertentu (sedap malam dan melati misalnya) setelah dipetik, masih meneruskan aktivitas fisiologisnya, sehingga memproduksi minyak dan mengeluarkan bau wangi. Lemak mempunyai daya absorpsi tinggi dan jika dicampur kemudian kontak dengan bunga yang berbau wangi, maka minyak akan mengabsorpsi minyak yang dikeluarkan bunga tersebut. Pada proses ini bunga dijaga agar bunga tetap hidup dengan cara memberikan O2 secukupnya agar minyak atsiri yang dikandung dapat diabsorpsi pada suhu ruang (25-300) (Guenther, 1987).

Keberhasilan proses enfleurasi tergantung pada kualitas lemak yang digunakan dan ketelitian serta keterampilan dalam mepersiapkan lemak. Lemak yang digunakan tidak boleh berbau, tidak berwarna, tidak mengandung asam lemak bebas, dan memiliki konsistensi tertentu. Jika lemak terlalu keras, maka kontak antara bunga dan lemak relatif sulit sehingga mengurangi daya absorpsi dan rendemen minyak bunga yang dihasilkan. Sebaliknya jika lemak terlalu lunak, maka bunga yang disebarkan pada permukaan lemak akan masuk ke dalam lemak, sehingga bunga yang layu dan lemak yang melekat pada bunga sulit dipisahkan; dan hal ini dapat mengakibatkan penyusutan berat lemak yang digunakan (Guenther, 1987).

Daftar Pustaka
Guenther E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Terjemahan S. Ketaren. UI Press, Jakarta.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka, Jakarta.

1 komentar:

  1. PIKADITA says:

    makasih ya kak infonya, sangat bermanfaat,, izin copy-paste ya, ahhahahaaa