Skizofrenia

Posted: Jumat, 06 Mei 2011 by Hazirur Rohman in Label:
6


Skizoprenia,, pernah denger tapi ga tau penyakit macam apa ini. Tulisan ini atas permintaan teman saya sebut saja namanya mawar hahaaa, ga tau kenapa dia tiba-tiba tertarik dengan skizoprenia ini, atau karena dia mengidap penyakit ini  , karena saya juga kurang begitu paham tentang hal ini, coba tanya-tanya sama opa google, dan inilah yang gw dapet sekilas tentang skizoprenia.

B adalah pria lajang berusia 26 tahun Dua bulan lalu baru saja putus dari kekasihnya yang sudah dipacarinya selama 5 tahun dan sudah berencana untuk menikah tahun depan. Semenjak putus dari pacarnya, ia menjadi pendiam dan banyak mengurung diri di kamar. Kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu lama dan sejak satu bulan lalu menurut keluarganya, ia berubah. B tidak mau mengurus dirinya sendiri, tidak mau makan dan tidak mau mandi.

Untuk makan B sampai perlu dipaksa oleh keluarganya, ia selalu curiga bahwa makanan yang diberikan pada dirinya mengandung racun hingga ia mati-matian menolak untuk makan makanan tersebut padahal makanan tersebut dimasak langsung oleh ibunya sendiri. Ia hanya mau makan jika membeli di luar, itu pun jika makanan itu dibelinya sendiri. B juga sering kali nampak melamun dan jika diajak bicara kadang-kadang menjawab tidak sesuai dengan yang ditanyakan. Pembicaraannya kacau dan tidak dapat dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. Ia berkali-kali marah tanpa alasan yang jelas dan membawa-bawa pisau di dalam rumah.

Perilakunya ini menyebabkan keluarganya ketakutan dan ketika ayahnya bertanya mengapa ia melakukan hal itu, ia mengatakan mendengar suara orang yang menyuruhnya. Beberapa kali keluarganya memergoki bahwa ia tidak tidur di malam hari dan kadang-kadang mengatakan ia ketakutan karena ada mahluk halus di dalam kamarnya. Pada satu kesempatan, B nampak berbicara sendiri seperti bercakap-cakap dengan orang yang tidak kelihatan. Karena perilakunya mengancam orang-orang di sekitarnya, akhirnya B dibawa ke psikiater dan dari pemeriksaan diketahui bahwa bibinya dari pihak ayah mengalami gejala serupa dengan B yakni schizophrenia


Penyakit Skizofrenia atau Schizophrenia adalah kepribadian yang terpecah, antara pikiran, perasaan dan perilaku. Dalam artian apa yang dilakukan tidak sesuai dengan pikiran dan perasaanya. Secara spesifik skizofrenia adalah orang yang mengalami gangguan emosi, pikiran dan perilaku. Penyakit ini ditemukan awal abad 18 oleh Benedict Morer. Dia menemukan orang yang seperti lupa segalanya, bersikap kekanak-kanakan. Namun penyakit itu baru diberi nama skizofrenia oleh Eugen bleuber 20 tahun kemudian.

Adakalanya orang yang mengalami gejala awal skizofrenia justru tidak menyadari dirinya. Skizofrenia memiliki penyebab multifactor. Bisa karena unsur genetic, lingkungan dan pengaruh psikososial.

Penyebab timbulnya Skizofrenia
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan awal timbulnya skizofrenia.

Teori Pertama, Secara biologis dikatakan bahwa skizofrenia mungkin timbul akibat keabnormalan dalam perkembangan struktur otak. Hal ini terutama disebabkan akibat komplikasi yang dialami ibu selama masa kehamilan dan beberapa gangguan neurologis bawaan. Skizofrenia juga berkaitan dengan faktor kecukupan gizi ibu pada masa kehamilan, beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa seorang anak yang dilahirkan dari ibu dengan gizi buruk pada masa kehamilan memiliki kemungkinan menderita skizofrenia dua kali lipat lebih tinggi.

Teori kedua dari kelompok biologis adalah hipotesis dopamin yang mengatakan bahwa skizofrenia terjadi akibat ketidakseimbangan kadar neurotransmitter dopamin di otak. Penelitian yang diadakan pada penderita skizofrenia menunjukan bahwa kadar dopamin ternyata berlebihan di daerah mesolimbik yang mengatur emosi. Akibat tingginya kadar dopamin pada daerah tersebut menyebabkan timbulnya gejala-gejala positif skizofrenia, yaitu kumpulan gejala yang berlebihan dibandingkan orang normal seperti waham dan halusinasi.

Teori terakhir tentang skizofrenia menunjukan bahwa gangguan jiwa ini dapat diturunkan secara genetik. Keluarga generasi pertama dari penderita skizofrenia memiliki kemungkinan sepuluh kali lipat lebih besar untuk menderita gangguan yang sama. Sedangkan pada keluarga generasi kedua dan ketiga, kemungkinan ini berkurang jauh.

Gejala Skizoprenia
Ada 2 gejala skizofrenia yaitu:

1. Gejala positif /gejala tipe I
A. Delusi adalah kepercayaan yang tidak sesuai realita;.mis. Merasa dirinya Nabi
B. Halusinasi adalah pengalaman indrawi yang tidak nyata; mis. Merasa melihat, mendengar, atau membaui sesuatu yang sebenarnya tidak ada
C. Pikiran dan bicara kacau adalah pola bicara yang kacau; mis. ‘tidak nyambung’, menyambung kata berdasar bunyinya yang tidak ada artinya
D. Perilaku kacau atau katatonik adalah perilaku sangat tidak dapat diramalkan, aneh, dan sangat tidak bertanggung jawab; mis. Tidak bergerak sama sekali dalam waktu lama, tiba-tiba melompat-lompat tanpa tujuan.

2. Gejala negative/ gejala II
A. Afek datar adalah secara emosi tidak mampu memberi respon thd lingkungan sekitarnya; mis. Ketika bicara ekspresi tidak sesuai, tidak ada ekspresi sedih ketika situasi sedih.
B. Alogia adalah tidak mau bicara atau minimal; mis. Membisu beberapa hari.
C. Avolition adalah tidak mampu melakukan tugas berdasar tujuan tertentu (dalam jangka lama); mis. Tidak mampu mandi sendiri, makan sampai selesai, dll.

Subtipe Skizofrenia
Saat ini dikenal lima subtipe skizofrenia yang dibagi dalam kelas-kelas yang berbeda berdasarkan gejala klinis yang menonjol. Kelima subtipe tersebut adalah:

1. Skizofrenia Paranoid
Gejala dominan berupa waham atau delusi dan halusinasi pendengaran, misalnya yakin bahwa orang-orang di sekitarnya mau menjahati dirinya atau yakin bahwa dirinya adalah orang pilihan Tuhan yang memiliki suatu kekuatan khusus. Halusinasi berupa suara orang yang menyuruh-nyuruh, berkomentar, atau bercakap-cakap sendiri.

2. Skizofrenia Hebefrenik
Gejala yang menonjol berupa pembicaraan kacau, perilaku kacau, dan afek yang mendatar atau menumpul. Pembicaraan kacau dapat berupa asosiasi longgar (contoh: tadi pagi saya makan tempat tidur ada sapi makan rumput) hingga inkoherensia (contoh: kambing gerak-gerak hitam matahari ditilang). Perilaku kacau misalkan seperti mengumpulkan bungkus makanan dan ditimbun di bawah tempat tidur. Sedangkan afek yang menumpul dinilai dari modulasi gerakan wajah dan perilaku yang disesuaikan dengan isi pembicaraan yang dibicarakan pasien.

3. Skizofrenia Katatonik
Tipe skizofrenia yang ditandai dengan sekurangnya dua gejala berikut: ketiadaan gerak, pergerakan berlebihan tanpa tujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal, sikap melawan berlebihan untuk bergerak ketika diberikan perintah atau postur kaku yang dipertahankan dan tidak bisa digerakan oleh orang lain, postur tubuh yang dipertahankan aneh, ekolalia atau ekopraksia.

4. Skizofrenia Tak Terinci
Skizofrenia yang memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia namun tidak memenuhi kriteria diagnostik subtipe paranoid, hebefrenik, ataupun katatonik.

5. Skizofrenia Residual
Tipe skizofrenia yang ditandai dengan hilangnya waham, halusinasi, pembicaraan kacau, dan perilaku kacau atau katatonik yang menonjol. Namun ditemukan bahwa gangguan tetap berlangsung yang diindikasikan dengan munculnya gejala negatif.

Gimana Mawar, apakah kamu menderita skizoprenia ?? hahaaaa

6 komentar:

  1. PIKADITA says:

    nice info,, :) kalo penelitian gw bisa ini, gw mau ini deh, ahahhaa

  1. ni anak bener2 salah masuk jurusan hahaa,,

    judul skripsi skizoprenia apaan? mau digabung sistem, proses, bisnis, atau wastu atau malah limbah hahaa

  1. PIKADITA says:

    judulnya "mempelajari aspek gangguan mental dari mahasiswa salah masuk jurusan di IPB jurusan Teknologi Industri Pertanian"

  1. hahhaaa,, kerennn, dosen pembimbingnya siapa??

  1. PIKADITA says:

    tanpa dosen pembimbing

  1. Unknown says:

    Skrng begini jika suatu itu adalah tindakan nyata kita melihat sendiri dan mengecap sendiri masakannya berubah bahkan aromanya berubah apakah bisa digolongkan kit mengidap penyakit ini, kemudian rasa was2,setiap manusia pst py kewaspadaan apalagi jika memang terbukti ada rasa tidak aman dengan lingkungannya, terutama tindakan nyata, contoh semisalkan bully dll...gejala2 demikian yang lbh mengerti adalah seorg psikolog, apakah org yg senang menyendiri bisa dikatakan penyakit ini bisa sj dy seorg introvert, dll